Suronggoto be a Prince of Sun "Bag I" (Mencari Cinta Sejati Sampai ke Negri Gingseng)

Teman-teman ini lanjutan crita Asal mula Yuyu Goto &Ular Lempe yang aku karang sehingga menjadi cerpen yang berupa dongeng.





  Bertahun-tahun Suronggoto menjadi seekor kepiting sakti. Kekuatan keris Ki  Ageng Bangsri ternyata cukup kuat. Usaha Suronggoto untuk untuk merubah dirinya menjadi manusia tak kunjung berhasil. Cinta yang terabaikan oleh Dewi Wiji membuat kehidupanya menjadi sepi & sepi.

  Suatu hari Suronggoto yang berupa kepiting berjalan menepi & naik ke atas karang. Tubuhnya berjemur terik matahari yang tingginya baru sepertiga setelah ia terbit. Surongggoto menikmati hangatnya terik mentari yang seperti membuat tubuhnya semakin kuat. Tiba-tiba kegelapan dating perlahan. Surongoto terkejut & menatap kea rah langit. Matahari perlahan menjadi hitam seperti termakan oleh kegelapan. Peristiwa itu belum pernah Suronggoto alami. Ia pikir dunia akan berakhir saat itu pula. Kegelapan hati Suronggoto ternyata menjadi terang kala dunia dalam kegelapan. Ia bersumpah akan menjadi kepiting baik jika dirinya diberi kesempatan untuk itu oleh Sang Maha Agung.

  Tak lama kemudian  sinar dari matahari kembali muncul. Cahaya perlahan membunuh kegelapan seperti kegelapan perlahan membunuh terang beberapa waktu tadi.  Suronggoto yang masih di atas karang terkejut bahagia melihat sang surya kembali bercahaya. Dalam pikirnya Sang Maha Agung mendengar sumpahnya. Saat utuhkegelapan menghilang, keajaibanpun terjadi. Suronggoto berubah menjadi manusia kembali. Alangkah senangnya ia. Tubbuh yang sebelum menjadi kepiting tampak aura suram, kini auranya menjadi terang yang terpancar dari tubuhnya. Kegagahan & Ketampanan Suronggoto kini lengkap sudah dengan jiwa yang terang dan bersih.


  Tak lama setelah Suronggoto menjadi manusia, terlihat sosok manusia bercahaya dating dari matahari. Ia menghampiri Suronggoto & mengaku bahwa dirinya adalah Dewa Matahari atau sering disebbut Batara Surya. Ia berkata kepada Surongggoto bahwa Sang Maha Agunng mengabulkan doa suronggoto yang berupa sumpah. Kemudian  Batara Surya memberi  titah kepada Suronggoto untuk mencari cinta sejati agar jiwanya terang. Suronggoto bingung dan kemudian bertanya kepada Sang Batara Surya.

“Batara, sebenarnya siapakah jati diriku ? Seekor kepiting atau kesatria ?”
“Surongggoto, takdirmmu telah berubah, Sang Maha Agung membuat jalan lain unttuk dirimu”
“Sekarang aku siapa batara ? jiwa yang jahat atau baik ?”
“Sekarang kau anakku Surongoto,kau adalah Pangeran Matahari & tentunya kau pasti mengetahui         jiwamu baik atau buruk “
“apa ? Pangeran Matahari ?”
“Ya, itu sejatimu, tebarlah kasih seperti ikhlas seperti Matahari yang menyinari dunia”
“Baik bapa. Bapa…”
“Ya anakku”
“Sekarang aku harus bagaimana ?”
“Carilah Cinta Sejati ke arah Matahari terbit, berangkatlah kau ke Negri Gingseng”
“Baik bapa. Aku mau bertanya satu kali lagi. Apa cinta kunci ikhlas ?”
“Benar. Cinta adalah kunci ikhlas. Tebarlah cinta dalam perjalananmu. Bantulah orang-orang lemah. Bukan soal berapa lama kau berkelana, tetapi seberapa besar & banyak cintta yang kau tebar akan cepat kau mendapatkan Cinta sejati.”
“Baik bapa, aku akan pergi ke negri Gingseng unttuk menemuukan cinta sejatiku.”
“Hati-hatilah anakku. Bapa yakin kau Pangeran Matahri yang tangguh.”
“Terima kasih bapa, saya pamit.”

  Setelah berlangsung percakapan itu, Sang Batara Surya menghilang melesap dengan cahaya surya. Suronggoto bergegas untuk pergi berkelana. Perjalananya berawal dari tepi pantai dan kemudian menuju ke dataran yang lebih luas.Berhari-hari ia berjalan. Suronggoto juga merasakan lelah layaknya manusia padaumumnya.

***


  Sampai ia di suatu hamparan yang luas. Hamparan tanaman mawar putih yang indah. Terlihat sebuah gubuk kecil di tepi hamparan mawar itu & Surongggoto memutuskan untuk istirahat & bermalam di gubuk kecil itu.
  Malam telah datang. Suasana dingin sangat mencekam kulit Suronnggoto. Jutaan bintang bertebaran seolah ia prajurit bulan yang pada waktu itu sedang tersenyum di tengah langit. Suronggoto menikmati pemandangan malam itu & sedikit mengeluarkan energy untuk kehangatan dirinya. Tiba-tiba Suronggoto melihat sosok wanita berbaju putih pajang dan rambut yang hitam dan panjang juga. Suronggoto mendekati wanita itu dan wanita itu terkejut melihat Surongggoto yang datangg tiba-tiba.

“Siapa kau, apa maksudmu kesini ..!”
“Aku Suronggoto, Aku sejenak beristirahat di gubuk kecil itu untuk malam ini. Dan besok saya harus melanjutkan perjalananku. Kamu siapa ? Malam-malam kkok sendirian.”
“Aku putri mawar. Aku pemilik semmua tanaman mawarin.”

“Benarkah ? mawarnay sangat terawat dan indah”

“Terima kasih”



 Suronggoto mendekati wanita itu. Betapa kaget Suronggoto, ketika bersenggolan dengan dengannya, tangan Suronggoto tembus seperti ia bersenggolan dengan seorang hantu atau setan. Benar-benar aneh. Berulang-ulang Suronggoto mencoba untuk menyentuh tetap tak bisa.



“Siapa kau sebenarnya ?Mengapa kau sepeti ini ?

“Sudah aku bilang. AKU PUTRI MAWAR. Kau kaget dengan tubuhku ? “ (tersenyum)

“Tentu saja, kau tak bisa disenttuh. Apa kau sebenarnya setan ?”

“Gak sopan. Bukan, aku bukan setan aku anak manusia yang menikah dengan Dewa angin”

“Mengapa bisa begitu ?”
“aku juga tak tahu. Ibuku saja tak dapat menyentuhku, tubuhku juga tak terlihat di siang hari.”
“Kaya setan saja hehe….”
“hmmmm…(tersenyum) kamu lucu juga ya.. ? o ya kamu mau kemana ?”
“Aku akan ke Negri Gingseng. Sang Batara Surya Menitahku untuk ke negri itu mencari cinta sejati.”
“Batara Surya ? Menapa kau bisa mengenalnya ?”
“Aku anaknya, Aku Pangeran Matahari.”
“Pangeran Matahari ?”
“Ya..”
“o ya pangeran. Kalau begitu aku akan memberimu mawar putih berkelopak 12 ini untukmu. Setiap satu kelopak kau berdoa dan doamu akan dikabulkan oleh Sang Maha Agung. Ini juga dapat sebagai bekal perjalananmu.”
“Betapa baik kau putri, terima kasih atas pemberianmu ini.”(Suronggoto menerimabunga itu)

Betapa senang hati Suronggoto mendapatkan bunga itu dari sang Putri. Kemudian Suronggoto memetik satu kelopak dan berdoa agar sang Putri dapat disentuh oleh manusia. Enam kelopak ia petik, doanya tak terkabulkan. Putri Mawar tetap saja tidak dapat disentuh oleh Suronggoto.

“Kau pembohong, enam kali aku berdoa untukmu, tapi doaku tak terkabulakan. Kau tetap tak bisa disentuh.”
“Doamu karena nafsu, bukan karena cinta. Berdoalah dengan cinta yang tulus, terutama kau panjatkan untuk Sang Maha Agung.”

Mendengar sang Putri berbicara seperti itu, Suronggoto meneteskan air mata. Ia merasa dirinya kembali menjadi Suronggoto yang sangat bernafsu seperti dahulu yang bernafsu untuk menikahi Dewi Wiji. Kemudian Suronggoto memetik satu kelopak lagi dan berdoa.

“Sang Maha Agung. Kaulah Sang Maha Cinta. Doaku dengan cinta yang tulus, aku ingin berdoa dan kabulkanlah doaku. Aku ingin Putri Mawar dapatdisenttuh oleh manusia.”

Doa Suronggoto terkabul. Kini Putri mawar dapat disentuh oleh tangan Suronggoto. Kali ini doa Suronggoto benar-benar ikhlas dan Sang Maha Agung mengabulkanya.

“Kau dapat aku sentuh Putri.”
“Hmmmm…(Tersensum). Terima kasih Pangeran. Kekuatan cintamu terhadap Sang Maha Agung, sehingga aku dapat disentuh oleh manusia seperti manusia pada umumnya. Kini kelopak itu tinggal lima. Pergunakanlah dengan sebaik mungkin. Kau akan melewati Negri Tanah. Mungkin kau bisa mempergunakan kelopak di negri itu.”
“Baik Putri, aku akan gunakan kelopak ini dengan sebaik mungkin dan tak lupa doa cinta kepada Sang Maha Agung.”

“Lebih baik kau beristirahat. Beso kau harus melanjutkan perjalananmu dan perjalananmu masih jauh. Aku mengusrusi mawar-mawarku terlebih dahulu.”

“Sekali lagi terimakasi Putri, kau Putri yang baik hati.”

Suronggoto kembali ke gubuk kecil itu dan beristirahat, sementara Putri Mawar masih mengurusi mawar-mawar miliknya.

***
Bersambung…….



Cerpen ditulis oleh : Muh Herjan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar