Teman-teman ini lanjutan crita Asal mula Yuyu Goto &Ular Lempe yang aku karang sehingga menjadi cerpen yang berupa dongeng.
Bertahun-tahun
Suronggoto menjadi seekor kepiting sakti. Kekuatan keris Ki Ageng Bangsri ternyata cukup kuat. Usaha
Suronggoto untuk untuk merubah dirinya menjadi manusia tak kunjung berhasil.
Cinta yang terabaikan oleh Dewi Wiji membuat kehidupanya menjadi sepi &
sepi.
Suatu hari
Suronggoto yang berupa kepiting berjalan menepi & naik ke atas karang.
Tubuhnya berjemur terik matahari yang tingginya baru sepertiga setelah ia
terbit. Surongggoto menikmati hangatnya terik mentari yang seperti membuat
tubuhnya semakin kuat. Tiba-tiba kegelapan dating perlahan. Surongoto terkejut
& menatap kea rah langit. Matahari perlahan menjadi hitam seperti termakan
oleh kegelapan. Peristiwa itu belum pernah Suronggoto alami. Ia pikir dunia
akan berakhir saat itu pula. Kegelapan hati Suronggoto ternyata menjadi terang
kala dunia dalam kegelapan. Ia bersumpah akan menjadi kepiting baik jika
dirinya diberi kesempatan untuk itu oleh Sang Maha Agung.
Tak lama
kemudian sinar dari matahari kembali muncul.
Cahaya perlahan membunuh kegelapan seperti kegelapan perlahan membunuh terang
beberapa waktu tadi. Suronggoto yang
masih di atas karang terkejut bahagia melihat sang surya kembali bercahaya.
Dalam pikirnya Sang Maha Agung mendengar sumpahnya. Saat utuhkegelapan
menghilang, keajaibanpun terjadi. Suronggoto berubah menjadi manusia kembali.
Alangkah senangnya ia. Tubbuh yang sebelum menjadi kepiting tampak aura suram,
kini auranya menjadi terang yang terpancar dari tubuhnya. Kegagahan &
Ketampanan Suronggoto kini lengkap sudah dengan jiwa yang terang dan bersih.
Tak lama setelah
Suronggoto menjadi manusia, terlihat sosok manusia bercahaya dating dari
matahari. Ia menghampiri Suronggoto & mengaku bahwa dirinya adalah Dewa
Matahari atau sering disebbut Batara Surya. Ia berkata kepada Surongggoto bahwa
Sang Maha Agunng mengabulkan doa suronggoto yang berupa sumpah. Kemudian Batara Surya memberi titah kepada Suronggoto untuk mencari cinta
sejati agar jiwanya terang. Suronggoto bingung dan kemudian bertanya kepada
Sang Batara Surya.
“Batara, sebenarnya siapakah jati diriku ? Seekor
kepiting atau kesatria ?”
“Surongggoto, takdirmmu telah berubah, Sang Maha Agung
membuat jalan lain unttuk dirimu”
“Sekarang aku siapa batara ? jiwa yang jahat atau baik ?”
“Sekarang kau anakku Surongoto,kau adalah Pangeran
Matahari & tentunya kau pasti mengetahui jiwamu baik atau buruk “
“apa ? Pangeran Matahari ?”
“Ya, itu sejatimu, tebarlah kasih seperti ikhlas seperti
Matahari yang menyinari dunia”
“Baik bapa. Bapa…”
“Ya anakku”
“Sekarang aku harus bagaimana ?”
“Carilah Cinta Sejati ke arah Matahari terbit,
berangkatlah kau ke Negri Gingseng”
“Baik bapa. Aku mau bertanya satu kali lagi. Apa cinta
kunci ikhlas ?”
“Benar. Cinta adalah kunci ikhlas. Tebarlah cinta dalam
perjalananmu. Bantulah orang-orang lemah. Bukan soal berapa lama kau berkelana,
tetapi seberapa besar & banyak cintta yang kau tebar akan cepat kau
mendapatkan Cinta sejati.”
“Baik bapa, aku akan pergi ke negri Gingseng unttuk
menemuukan cinta sejatiku.”
“Hati-hatilah anakku. Bapa yakin kau Pangeran Matahri
yang tangguh.”
“Terima kasih bapa, saya pamit.”
Setelah
berlangsung percakapan itu, Sang Batara Surya menghilang melesap dengan cahaya
surya. Suronggoto bergegas untuk pergi berkelana. Perjalananya berawal dari
tepi pantai dan kemudian menuju ke dataran yang lebih luas.Berhari-hari ia
berjalan. Suronggoto juga merasakan lelah layaknya manusia padaumumnya.
***
Sampai ia di
suatu hamparan yang luas. Hamparan tanaman mawar putih yang indah. Terlihat
sebuah gubuk kecil di tepi hamparan mawar itu & Surongggoto memutuskan
untuk istirahat & bermalam di gubuk kecil itu.
Malam telah
datang. Suasana dingin sangat mencekam kulit Suronnggoto. Jutaan bintang
bertebaran seolah ia prajurit bulan yang pada waktu itu sedang tersenyum di
tengah langit. Suronggoto menikmati pemandangan malam itu & sedikit
mengeluarkan energy untuk kehangatan dirinya. Tiba-tiba Suronggoto melihat
sosok wanita berbaju putih pajang dan rambut yang hitam dan panjang juga.
Suronggoto mendekati wanita itu dan wanita itu terkejut melihat Surongggoto
yang datangg tiba-tiba.
“Siapa kau, apa maksudmu kesini ..!”
“Aku Suronggoto, Aku sejenak beristirahat di gubuk kecil
itu untuk malam ini. Dan besok saya harus melanjutkan perjalananku. Kamu siapa
? Malam-malam kkok sendirian.”
“Aku putri mawar. Aku pemilik semmua tanaman mawarin.”
“Benarkah ? mawarnay sangat terawat dan indah”
“Terima kasih”
Suronggoto
mendekati wanita itu. Betapa kaget Suronggoto, ketika bersenggolan dengan
dengannya, tangan Suronggoto tembus seperti ia bersenggolan dengan seorang
hantu atau setan. Benar-benar aneh. Berulang-ulang Suronggoto mencoba untuk
menyentuh tetap tak bisa.
“Siapa kau sebenarnya ?Mengapa kau sepeti ini ?
“Sudah aku bilang. AKU PUTRI MAWAR. Kau kaget dengan
tubuhku ? “ (tersenyum)
“Tentu saja, kau tak bisa disenttuh. Apa kau sebenarnya
setan ?”
“Gak sopan. Bukan, aku bukan setan aku anak manusia yang
menikah dengan Dewa angin”
“Mengapa bisa begitu ?”
“aku juga tak tahu. Ibuku saja tak dapat menyentuhku,
tubuhku juga tak terlihat di siang hari.”
“Kaya setan saja hehe….”
“hmmmm…(tersenyum) kamu lucu juga ya.. ? o ya kamu mau
kemana ?”
“Aku akan ke Negri Gingseng. Sang Batara Surya Menitahku
untuk ke negri itu mencari cinta sejati.”
“Batara Surya ? Menapa kau bisa mengenalnya ?”
“Aku anaknya, Aku Pangeran Matahari.”
“Pangeran Matahari ?”
“Ya..”
“o ya pangeran. Kalau begitu aku akan memberimu mawar
putih berkelopak 12 ini untukmu. Setiap satu kelopak kau berdoa dan doamu akan
dikabulkan oleh Sang Maha Agung. Ini juga dapat sebagai bekal perjalananmu.”
“Betapa baik kau putri, terima kasih atas pemberianmu
ini.”(Suronggoto menerimabunga itu)
Betapa senang hati Suronggoto mendapatkan bunga itu dari
sang Putri. Kemudian Suronggoto memetik satu kelopak dan berdoa agar sang Putri
dapat disentuh oleh manusia. Enam kelopak ia petik, doanya tak terkabulkan.
Putri Mawar tetap saja tidak dapat disentuh oleh Suronggoto.
“Kau pembohong, enam kali aku berdoa untukmu, tapi doaku
tak terkabulakan. Kau tetap tak bisa disentuh.”
“Doamu karena nafsu, bukan karena cinta. Berdoalah dengan
cinta yang tulus, terutama kau panjatkan untuk Sang Maha Agung.”
Mendengar sang Putri berbicara seperti itu, Suronggoto
meneteskan air mata. Ia merasa dirinya kembali menjadi Suronggoto yang sangat
bernafsu seperti dahulu yang bernafsu untuk menikahi Dewi Wiji. Kemudian
Suronggoto memetik satu kelopak lagi dan berdoa.
“Sang Maha Agung. Kaulah Sang Maha Cinta. Doaku dengan
cinta yang tulus, aku ingin berdoa dan kabulkanlah doaku. Aku ingin Putri Mawar
dapatdisenttuh oleh manusia.”
Doa Suronggoto terkabul. Kini Putri mawar dapat disentuh
oleh tangan Suronggoto. Kali ini doa Suronggoto benar-benar ikhlas dan Sang
Maha Agung mengabulkanya.
“Kau dapat aku sentuh Putri.”
“Hmmmm…(Tersensum). Terima kasih Pangeran. Kekuatan
cintamu terhadap Sang Maha Agung, sehingga aku dapat disentuh oleh manusia
seperti manusia pada umumnya. Kini kelopak itu tinggal lima. Pergunakanlah
dengan sebaik mungkin. Kau akan melewati Negri Tanah. Mungkin kau bisa
mempergunakan kelopak di negri itu.”
“Baik Putri, aku akan gunakan kelopak ini dengan sebaik
mungkin dan tak lupa doa cinta kepada Sang Maha Agung.”
“Lebih baik kau beristirahat. Beso kau harus melanjutkan
perjalananmu dan perjalananmu masih jauh. Aku mengusrusi mawar-mawarku terlebih
dahulu.”
“Sekali lagi terimakasi Putri, kau Putri yang baik hati.”
Suronggoto kembali ke gubuk kecil itu dan beristirahat,
sementara Putri Mawar masih mengurusi mawar-mawar miliknya.
***
Bersambung…….
Cerpen ditulis oleh : Muh Herjan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar